Beranda | Artikel
Tafsir Surat Al-Infithar dan Surat At-Takwir - Bagian ke-1 - Kitab Tafsir Al-Muyassar (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)
Selasa, 13 Oktober 2015

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Ceramah agama Islam tentang tafsir Al-Qur’an Al-Karim oleh: Al-Ustadz Badrusalam, Lc.

NB:
1. Mohon maaf,
tidak ada sesi tanya-jawab pada saat kajian ini berlangsung.
2. Qaddarallah, terjadi gangguan teknis untuk rekaman video ini, “Tafsir Surat Al-Infithar dan Surat At-Takwir (Bagian ke-1)“.


[sc:status-tafsir-al-muyassar-ustadz-badrusalam-2013]
Ceramah agama Islam oleh: Al-Ustadz Badrusalam, Lc.

Berikut ini adalah ceramah seri Tafsir Juz ‘Amma, di mana pada kesempatan sebelumnya telah menyelesaikan Tafsir Surat Al-Muthaffifin, maka pada kesempatan ini kita akan melanjutkan pelajaran tafsirnya kepada “Tafsir Surat Al-Infithar dan Surat At-Takwir (Bagian ke-1)“. Kajian tafsir ini disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kampung Tengah, Cileungsi, Bogor pada Selasa malam, 8 Al-Muharram 1437 / 20 Oktober 2015, pukul 18:00-19:00 WIB.

NB: Mohon maaf, tidak ada sesi tanya-jawab pada saat kajian ini berlangsung.

Rekaman video: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. – Tafsir Surat Al-Insyiqaq (Bagian ke-2) dan Surat Al-Muthaffifin (Bagian ke-1) – Tafsir Juz ‘Amma

Al-Qur’an Al-Karim, Surat Al-Infithar (82) dan Surat At-Takwir (81)

Pada kajian tafsir Al-Qur’an ini membahas tafsir dari dua surat, yang berikut kami sertakan ayat-ayat dari 2 surat yang sedang dikaji, yaitu Surat Al-Infithar dan Surat At-Takwir.

Surat Al-Infithar (82): 1-19

بِسْمِ اللهِ الرَّ‌حْمَـٰنِ الرَّ‌حِيمِ

إِذَا السَّمَاءُ انفَطَرَ‌تْ ﴿١﴾ وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انتَثَرَ‌تْ ﴿٢﴾ وَإِذَا الْبِحَارُ‌ فُجِّرَ‌تْ ﴿٣﴾ وَإِذَا الْقُبُورُ‌ بُعْثِرَ‌تْ ﴿٤﴾ عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَ‌تْ ﴿٥﴾ يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ مَا غَرَّ‌كَ بِرَ‌بِّكَ الْكَرِ‌يمِ ﴿٦﴾ الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ ﴿٧﴾ فِي أَيِّ صُورَ‌ةٍ مَّا شَاءَ رَ‌كَّبَكَ ﴿٨﴾ كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ ﴿٩﴾ وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ ﴿١٠﴾ كِرَ‌امًا كَاتِبِينَ ﴿١١﴾ يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ ﴿١٢﴾ إِنَّ الْأَبْرَ‌ارَ‌ لَفِي نَعِيمٍ ﴿١٣﴾ وَإِنَّ الْفُجَّارَ‌ لَفِي جَحِيمٍ ﴿١٤﴾ يَصْلَوْنَهَا يَوْمَ الدِّينِ ﴿١٥﴾ وَمَا هُمْ عَنْهَا بِغَائِبِينَ ﴿١٦﴾ وَمَا أَدْرَ‌اكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ ﴿١٧﴾ ثُمَّ مَا أَدْرَ‌اكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ ﴿١٨﴾ يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْئًا ۖ وَالْأَمْرُ‌ يَوْمَئِذٍ لِّلَّـهِ ﴿١٩﴾ – ﴿الإنفطار : ١٩﴾

“Apabila langit terbelah, (1) dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, (2) dan apabila lautan menjadikan meluap, (3) dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, (4) maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. (5) Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. (6) Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, (7) dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (8) Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan. (9) Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), (10) yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), (11) mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (12) Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, (13) dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. (14) Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan. (15) Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu. (16) Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? (17) Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? (18) (Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah. (19)” (QS Al-Infithar [82]: 1-19)

Tafsir Surat At-Takwir dimulai dari menit dan detik ke-37:25.

Surat At-Takwir (81): 1-29

بِسْمِ اللهِ الرَّ‌حْمَـٰنِ الرَّ‌حِيمِ

إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَ‌تْ ﴿١﴾ وَإِذَا النُّجُومُ انكَدَرَ‌تْ ﴿٢﴾ وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَ‌تْ ﴿٣﴾ وَإِذَا الْعِشَارُ‌ عُطِّلَتْ ﴿٤﴾ وَإِذَا الْوُحُوشُ حُشِرَ‌تْ ﴿٥﴾ … – ﴿التكوير : ١-٥﴾

“Apabila matahari digulung, (1) dan apabila bintang-bintang berjatuhan, (2) dan apabila gunung-gunung dihancurkan, (3) dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan) (4) dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, (5)” (QS At-Takwir [81]: 1-5)

Ringkasan Ceramah Agama Islam: Tafsir Surat Al-Infithar dan Surat At-Takwir (Bagian ke-1)

Tafsir Surat Al-Infithar

Allah Ta’ala berfirman:

إِذَا السَّمَاءُ انفَطَرَ‌تْ ﴿الإنفطار : ١﴾

“Apabila langit terbelah,” (QS Al-Infithar [82]: 1)

Infatharat (“انفَطَرَ‌تْ“) artinya انشقت, yaitu pecah. Sebab langit nanti pada hari kiamat itu akan pecah.

وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انتَثَرَ‌تْ ﴿الإنفطار : ٢﴾

“Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,” (QS Al-Infithar [82]: 2)

Intatsarat (“انتَثَرَ‌تْ“) artinya “تساقطت“, artinya berjatuhan. Jadi Allah mengatakan bahwa bintang-bintang itu akan berjatuhan ke bumi. Ini menunjukkan bahwa bumi itu memang yang paling rendah, maka ketika hari kiamat terjadi bintang-bintang itu akan berjatuhan.

Tafsir Surat At-Takwir

Allah berfirman:

إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَ‌تْ ﴿التكوير : ١﴾

“Apabila matahari digulung,” (QS At-Takwir [81]: 1)

Apa itu “كُوِّرَ‌تْ“?

قال علي بن أبي طلحة عن ابن عباس ( إذا الشمس كورت ) يعني أظلمت

“Kata Ibnu ‘Abbas, dalam riwayat ‘Ali bin Abi Thalhah, “Matahari itu dijadikan gelap (hilang cahayanya).””

وقال الربيع بن خثيم ( كورت ) يعني رمي بها

“Ar-Rabi’ bin Khutsaim berkata, “(Kuwwirat) artinya (matahari itu) akan dilemparkan.””

وقال زيد بن أسلم تقع في الأرض

Pelajaran berharga dari untaian Tafsir Surat Al-Infithar, yang kemudian dilanjutkan kepada sebagian Tafsir Surat At-Takwir, maka silakan download rekaman ceramah ini.

Download Kajian Tafsir Al-Qur’an: Tafsir Surat Al-Infithar dan Surat At-Takwir (Bagian ke-1)

Mari share ceramah ini ke Facebook, Twitter, dan Google+.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/16530-tafsir-surat-al-infithar-dan-surat-at-takwir-bagian-1-kitab-tafsir-al-muyassar-ustadz-abu-yahya-badrusalam-lc/